Rabu, 19 September 2012

Itu Lucu, Ya ?

Banyak orang yg pengen banget bisa jadi lucu. Alasannya sih simple, biar bisa jadi pusat perhatian. karena diperhatiin sama orang lain itu emang ada nilai plusnya ya. Saat dimana orang-orang tertawa karena guyonan atau bercandaan kita, mungkin itu yang sering kita cari, ya. Ada yang emang bakat ngelucu, ada juga yang maksain biar lucu. Kalau orang yang emang dari sononya udah lucu mah asik, mereka diem aja udah ada aura tersendiri yang bikin kita sekedar menaikkan bibir. Nah masalahnya sekarang ini ya yang maksain diri biar jadi lucu ini. Entah bagaimana fanatiknya mereka terhadap ingin jadi yang diperhatikan tersebut, mereka kadang, yah, suka gak mikir kalau mau jadi lucu. Garis bawahi ya, JADI LUCU. Dewasa ini banyak banget acara-acara lawakan di TV yang agaknya menggunakan ejekan maupun penganiayaan. Dan mungkin itu yang mengilhami mereka-mereka yang ngebet banget jadi lucu ini. Apanya yang lucu dari menjelek-jelekkan orang lain? Atau menggunakan bahan-bahan seperti air, tepung-tepungan, dan sejenisnya, yang kemudian disemburkan ke orang lain? Kalau menurut gue, itu gak ada lucunya sama sekali. Jangankan di acara TV, di kehidupan nyata pun banyak banget yang kayak begitu. Gue pribadi sih agak bingung kalau misalnya ada temen-temen gue yang berinisiatif memulai percakapan dengan candaan nonsense itu. Bukan bingung karena apa sih, tapi bingung harus gimana nyikapinnya. Ketawa, gak bisa (berhubung gue gak ngerasa itu lucu). Diem aja, gak enak juga. Kalau kata temen gue sih, lucu gak lucu ketawa aja biar menghargai. Tapi kalau gue ikutan ketawa atas orang lain yg dijelekkan, betapa rendahnya gue. Jadi, di sinilah silent is gold itu diterapkan. Gue mending diem, atau mungkin pura-pura sibuk ngerjain sesuatu gitu biar gak terlalu, yah, dibilang sombong, mungkin. Tapi coba deh kalian telaah sekali lagi, bagi para pelawak-pelawak amatir sekalian. Apa yang lucu dari menjelekkan orang lain? Sama sekali gak ada. Kalian bukan Olga, jadi gak perlu berusaha lucu yang sebenernya garing badai. Ketahui lah, kami juga bukan sahabat dahsyat yg dikit-dikit ketawa padahal gak ada yg lucu. Dengan adanya perbedaan pendapat dalam hal melucu ini, gue sadari gue sedikit sulit dalam bergabung. Terang aja, yang lain pada ketawa lah gue sendiri yang masih mikir itu lucunya dimana. Keep respect aja lah. Jadi posisi yang ditertawakan itu gak enak, apa lagi yang dijadikan bahan keusilan. Banyak cara biar bisa jadi lucu, bahkan gak usah ngelucu juga masih bisa jadi pusat perhatian orang lain kok. Jadi, be wise lah dalam memilih bahan candaan, terkadang yg menurut kita lucu tanpa kita sadari bisa melukai hati orang lain. Tapi kalau orangnya emang asik buat diajak bercanda, ya sudah lanjutkan ohohohoho....
Itu ajasih, gak terlalu penting emang. Tapi terkadang yang tak dianggap penting bisa jadi bahan pelajaran syalololo
salam cipooook :*

Selasa, 18 September 2012

"Jika aku mati nanti, aku ingin mengalami 49 hari itu agar tahu apakah ada yg tulus menyayangiku atau tidak" - seseorang yg sering dikhianati, 17th